PROGRAM LITERASI "MEMBACA DALAM BALUTAN TRADISI"
SMAN 3 PAYAKUMBUH
(Program yang Menyatu dengan Kegiatan Existing)
Prinsip Dasar:
Tidak Menambah Waktu Khusus: Memanfaatkan slot waktu dan kegiatan yang sudah ada.
Memperkaya Isi, Bukan Menambah Struktur: Menambahkan unsur "membaca" ke dalam aktivitas tradisi yang sudah berjalan.
Literasi yang Lebih Luas: Membaca tidak hanya buku, tetapi juga membaca ayat suci, membaca situasi, membaca diri sendiri, dan membaca lingkungan.
Peran Guru & Sekolah (Yang Realistis):
Guru Semua Mata Pelajaran: Di awal atau akhir pelajaran, menunjuk 1 istilah/konsep kunci dan meminta siswa mencari definisinya di buku/literatur lain. Ini adalah literasi informasi.
Perpustakaan: Lakukan "jemput bola". Bawa buku-buku populer (bukan buku paket) ke kelas secara bergiliran untuk dipajang di pojok baca.
Kepala Sekolah: Memberi apresiasi sederhana (piagam/pujian) setiap bulan untuk:
Kelas dengan Pojok Baca Paling Rapi.
Siswa yang aktif menulis di Muhadarah.
Guru yang aktif mengintegrasikan literasi di pelajarannya.
Kesimpulan:
Program ini tidak muluk-muluk. Program ini hanya meminta sedikit tambahan kesadaran dan kreativitas dari semua pihak untuk menyelipkan virus literasi ke dalam kegiatan yang sudah sangat padat dan baik.
Kuncinya adalah: Ubah persepsi "Program Wajib Baca" dari yang kaku (harus baca buku 15 menit) menjadi "Gerakan Membaca dalam Setiap Kesempatan" yang lebih cair dan kontekstual.
Dengan demikian, literasi tidak menjadi beban baru, tetapi justru menjadi nilai tambah dan pendalaman dari setiap tradisi positif yang sudah dibangun di SMAN 3 Payakumbuh.